"Kami tahu dari studi klinis tentang perilaku dan lingkungan bahwa ketika anak-anak terkena paparan stres kronis, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena bipolar disorders.” - Alexa Gabriella Mpsi Psi CHt.
Diagnosa Hari itu
Pagi ini, 26 April 2019, tepatnya 17 hari hari
setelah genapnya usia saya yang ke 23 tahun, saya di vonis menderita Bipolar Affective Disorders dan dirujuk
ke Poli Jiwa RSUD Dr. Soekarjdo untuk penangan lebih lanjut oleh Psikiater.
Sempat ada rasa takut lingkungan sekitar tidak
akan menerima kondisi saya, sebab mayoritas masyarakat masih menganggap Bipolar Disorders adalah gangguan jiwa
yang mesti dijauhi, cenderung disalahkan, bahkan terancam dikucilkan.
Akan tetapi, keberadaan
saya yang saat ini masih berstatus mahasiswa program studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini (PGPAUD), menyadarkan saya bahwa pengalaman ini perlu dibagikan
dengan memperhatikan sudut pandang pendidikan anak usia dini, sebab tak dapat dipungkiri pola
asuh orang tua memiliki andil besar atas mengakarnya gangguan Bipolar yang terjadi pada anak.
60 Juta orang terkena Bipolar – www.depkes.go.id
“Bipolar Disorders adalah penyakit otak
serius yang menyebabkan perubahan suasana hati secara drastis. Dikenal dengan
episode maniak dan episode depresi. Episode maniak dapat mencakup gejala seperti
energi tinggi, jam tidur yang kurang, dan sering berkhayal. Episode depresi
dapat meliputi gejala seperti energi rendah, motivasi rendah, dan kehilangan
minat dalam aktivitas sehari-hari. Episode mood terjadi selama beberapa hari
hingga berbulan-bulan sekaligus dan mungkin juga terkait dengan pikiran untuk
bunuh diri. Bipolar bukanlah penyakit menular karena tidak ada agen yang
menjadi penyebab (etiologi) seperti bakteri, kuman, virus, dan sebagainya.
POLA ASUH AKAR KEPRIBADIAN ANAK
Kita ketahui bersama
bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Adapun
salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh besar adalah pola asuh orang tua
yang didalamnya terjalin kasih sayang antara orang tua dan anak.
Dikemukakan oleh Sears (2002:89) kasih sayang merupakan rasa aman dan ketenagan yang
diberikan dari hubungan yang erat hal ini terjadi dalam proses dua arah. Proses
dua arah maksudnya adalah dua-duanya berperan, baik orang tua maupun anak.
Sering orang tua merasa
telah memberikan kasih sayang tetapi anak merasaa belum disayangi oleh orang
tuanya. Kondisi seperti ini cenderung
membuat anak menjadi pendiam dan memendam perasaannya karena merasa tidak berharga dimata
orang tuanya. Terbiasanya anak memendam perasaan membuat anak dengan sendirinya
berupaya menghibur diri dan menenangkan diri, hal ini dapat memicu terjadinya
perubahan mood yang tidak bisa
dikondisikan karena anak tidak mau orang lain mengetahui perasaan sedih yang
dipendamnya. Sebagaimana dikemukan oleh Natalia Widiasih seorang psikiater Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, fenomena ini terjadi biasanya karena anak kehilangan
kontrol terhadap emosinya sendiri. "Saat seperti ini, biasanya anak mulai
mengalami mekanisme kebalikan. Ia jadi cepat marah, meledak-ledak, tapi
tiba-tiba tenang lagi," – Ujar Natalia.
POLA ASUH SEPERTI APA?
selengkapnya di http://bit.ly/2VxPpRJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar